Cari Blog Ini

Pages

Sabtu, 16 November 2013

laporan ilmu pangan dasar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Tinjauan Pustaka
Serealia  merupakan jenis biji-bijian dari famili rumput- rumputan ( gramine) yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia, pakan ternak, dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku ( Tien R.muchtadi,Dkk,2010). Adapun jenis-jenis serealia dipaparkan sebagai berikut:
·                Jagung merupakan makanan pokok penduduk Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika, serta pakan ternak utama di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia menjadi sumber karbohidrat utama warga sebagian Pulau Madura dan Nusa Tenggara Timur.
·                Gandum adalah serealia utama di daerah beriklim sedang. Padi merupakan makanan pokok penduduk daerah tropika.
·                Jelai adalah umum digunakan untuk pembuatan bir, malt, dan pakan ternak. Biasanya ditanam di daerah yang terlalu kering atau dingin untuk gandum.
·                Sorgum adalah makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara; dan populer sebagai pakan ternak di berbagai tempat di dunia.
·                Milet adalah gabungan dari berbagai serealia berbiji kecil. Makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika; juga sebagai sumber pakan burung peliharaan.
·                Haver adalah makanan pokok orang-orang Skotlandia dan populer sebagai makanan ternak. Pernah populer sebagai makanan pengganti beras pada masa setelah perang.
·                Kinoa merupakan serealia semu yang langka, tumbuh di Andes.

1.2         Tujuan Praktikum
1.2.1   Tujuan Umum
Mengamati struktur dan sifat fisik serealia.
1.2.2   Tujuan Khusus
Mengamati serealia berdasarkan warna dan bentuk, ukuran, berat, densitas kamba, struktur fisik, daya serap air pada suhu 80ºC, dan rasio pengembangan.


BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1     Alat :
·      Mikrometer/ Jangka Sorong
·      Pisau Silet
·      Tabung Reaksi
·      Timbangan
·      Gelas Ukur 100ml
2.2         Bahan :
·      Beras merah
2.3         Cara Kerja :
2.3.1             Mengamati serealia berdasarkan warna dan bentuk
·           Mengamati dan mencatat warna beras merah dan menggambar bentuknya secara utuh.
2.3.2             Mengamati serealia berdasarkan ukuran
·           Mengukur panjang, lebar, dan tebal beras merah menggunakan jangka sorong.
2.3.3             Mengamati serealia berdasarkan berat
·           Menimbang sebanyak 100 butir beras ketan hitam dan dinyatakan dalam gram/100butir.
2.3.4             Mengamati serealia berdasarkan densitas kamba
·           Memasukkan bahan kedalam gelas ukur sampai volumenya mencapai 100 ml.
·           Mengeluarkan semua bahan dari gelas ukur dan menimbang beratnya dalam g/ml.
2.3.5             Mengamati serealia berdasarkan struktur fisik
·           Membuat irisan melintang dan membujur pada beras merah.
2.3.4             Mengamati serealia berdasarkan daya serap air pada suhu 80ºC
·           Memasukkan 10 ml air kedalam tabung reaksi atau beaker glass 100 ml.
·           Meletakkan tabung reaksi ke dalam pemanas air 80ºC.
·           Menimbang 1 gram beras ketan hitam kemudian masukkan kedalam tabung reaksi dan panaskan selama 10 menit.
·           Meniriskan dan menimbang berat bahan setelah dimasak.
2.3.5             Mengamati serealia berdasarkan rasio pengembangan
·           Memasukkan 10 ml air kedalam tabung reaksi atau beaker glass 100 ml.
·           Meletakkan tabung reaksi ke dalam pemanas air 80ºC.
·           Menimbang tiga biji beras ketan hitam kemudian masukkan kedalam tabung reaksi dan panaskan selama 10 menit.
·           Meniriskan dan menimbang berat bahan setelah dimasak.















BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1       Data Hasil Pengamatan
3.1.1    Mengamati serealia berdasarkan warna dan bentuk
                        Warna: Merah kecoklatan      
                        Bentuk: Lonjong
3.1.2    Mengamati serealia berdasarkan ukuran
                        Panjang           : 0.6 cm
                        Lebar               : 0.3 cm
3.1.3    Mengamati serealia berdasarkan berat
                        Beratnya 2.0 g/100 butir.
3.1.4    Mengamati serealia berdasarkan densitas kamba
                        Berat yang dinyatakan dalam densitas kamba adalah 90 g/ml.
            3.1.5    Mengamati serealia berdasarkan struktur fisik
Irisan melintang :                   
            Keterangan         :        Terdapat warna putih susu membulat.
            Irisan membujur :       
Keterangan         :       Terdapat warna putih bening, dan warna putih susu didalam beras merah (letaknya di tengah).
            3.1.6    Mengamati serealia berdasarkan daya serap air pada suhu 80ºC
                                    Daya serap air  = 0.2 gr

3.1.7     Mengamati serealia berdasarkan rasio pengembangan
    Rasio Pengembangan =  = 1.16 cm
3.2       Pembahasan
Beras Merah adalah beras yang kaya serat dan minyak alami, yang mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan dan dapat meningkatkan perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah. Disamping itu beras merah pun lebih unggul dalam hal kandungan vitamin dan mineral daripada beras putih. Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) yang diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Zat besinya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas yang asupan zat besinya dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh. Nilai energi yang dihasilkan beras merah lebih besar daripada beras putih (349 kal : 353 kal). Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah selenium. Banyak pakar mengatakan selenium mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Beras Merah umumnya beras tumbuk atau pecah kulit, yang kulit arinya tak banyak hilang. Kulit ari beras mengandung zat-zat gizi yang penting bagi tubuh, di dalam kulit ari tersebut kaya serat dan minyak alami. Serat tak hanya mengenyangkan, namun juga mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan. Manfaat lain dari serat, yakni dapat meningkatkan perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah.
Sementara itu lemak dalam kulit ari kebanyakan merupakan lemak esensial, yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak. Sedangkan senyawa-senyawa dalam lemak kulit ari juga dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Disamping itu beras merah pun lebih unggul dalam hal kandungan vitamin dan mineral daripada beras putih. Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) yang diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Zat besinya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas yang asupan zat besinya dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh. Belum lagi vitamin dan mineral-mineral penting lainnya.
Beras merah telah dikenal sejak tahun 2800 SM. Oleh para tabib saat itu benda ini dipercaya memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Bila dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dalam ikatan toksik dapat berubah menjadi radikal bebas, yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel sehingga merusak membran tersebut. Kerusakan ini menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.
Oleh karena itulah banyak pakar mengatakan selenium mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Zat gizi yang terkandung dalam beras merah antara lain adalah :
1. Vitamin B
Beras merah sangat kaya akan kandungan vitamin B1, B6 dan B12 yang merupakan sumber dalam pembentukan energi dalam tubuh. Khususnya pembentukan sel – sel muda yang disokong dengan mencukupi kebutuhan vitamin B harian.
2. Serat
Kandungan serat pada beras merah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan serat pada beras putih. Karena itulah beras merah sangat dianjurkan untuk penderita diabetes. Seperti yang telah kita ketahui, serat berguna untuk mengganggu penyerapan gula, karbohidrat dan lemak berlebih pada tubuh.
3. Selenium
Kandungan selenium yang berfungsi untuk mengoksidasi asam lemak tak jenuh dalam tubuh membuat beras merah dipercaya bisa mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya.
4. Magnesium
Kandungan magnesium dalam beras merah dipercaya mampu menurunkan tekanan darah tinggi dan keakutan penyakit asma. Tekanan darah yang normal akan mengurangi seseorang untuk terserang stroke atau serangan jantung dan juga migrain.
5. Antisionin
Zat ini merupakan senyawa fenolik yang masuk dalam kategori flavonoid dan memiliki fungsi sebagai antioksidan.
Selain itu, dalam beras merah juga kaya akan kandungan :
·            protein
·            lemak
·            fosfor
·            mineral lainnya.







BAB IV
PENUTUP
4.1     Kesimpulan
Beras Merah termasuk dalam jenis serealia. beras merah mempunyai kandungan vitamin B1, B6, dan B12 yang tinggi. Sebagaimana diketahui, vitamin B merupakan kunci untuk pembentukan energi bagi tubuh manusia. Beras merah mempunyai kandungan serat lebih tinggi dibandingkan beras putih. Manfaat dari serat tersebut di antaranya untuk mengganggu penyerapan gula dalam karbohidrat, serta mengganggu penyerapan lemak yang masuk bersama makanan sehingga akan lebih menyehatkan. Dalam beberapa literatur dikatakan, unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik.
4.2     Saran
1.        Melakukan praktikum diharapkan dengan tenang dan cermat.
2.        Patuhi aturan dan tata cara praktikum
3.        Tidak bercanda atau bermain-main saat pratikum berlangsung.








0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 izzamaulida. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger